BMKG TERKAIT
FENOMENA GERHANA MATAHARI TOTAL (GMT) 9 MARET 2016
- Pantau gerhana matahari total di http://media.bmkg.go.id/gmt
- Usahakan Sholat Gerhana
GERHANA Matahari Total (GMT) adalah fenomena alam dimana posisi atau kedudukan Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus.
Efek dari kedudukan Matahari, Bulan, dan Bumi satu garis lurus ini, maka sebagian permukaan Bumi akan terkena bayangan gelap Bulan.
Akibatnya wilayah-wilayah yang terkena bayangan gelap bulan, tidak melihat Matahari.
Peristiwa GMT akan dimulai pada saat Bulan perlahan menutupi piringan Matahari.
Semakin lama semakin besar, area piringan Matahari yang ditutupi Bulan. Fase total akan terjadi jika seluruh permukaan Matahari tertutupi oleh Bulan.
Kita dapat melihat bagian korona Matahari menjulur dari bagian tepi piringan Matahari.
Ada beberapa wilayah di Indonesia yang akan dilintasi oleh GMT. Pada 9 Maret 2016 nanti, diperkirakan GMT akan melintasi 11 wilayah propinsi.
Di Indonesia wilayah tersebut meliputi: (1) Bengkulu, (2) Sumatera Selatan, (3) Jambi, (4) Bangka-Belitung, (5) Kalimantan Barat, (6) Kalimantan Tengah, (7) Kalimantan Selatan, (8) Kalimantan Timur, (9) Sulawesi Barat, (10) Sulawesi Tengah, dan (11) Maluku Utara.
Sementara itu kota-kota besar yang diperkirakan akan dilalui Gerhana Matahari Total adalah Muko-Muko (Bengkulu), Palembang, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Palu dan Ternate.
Pengamatan GMT oleh BMKG memiliki tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan pengamatan GMT adalah untuk mendapatkan informasi gangguan medan magnet bumi dan gravitasi efek dari GMT serta rekaman peristiwa GMT.
Sedangkan sasaran dari pengamatan GMT adalah untuk mengamati dan merekam saat-saat terjadinya GMT, serta mengetahui perubahan terhadap variasi medan magnetbumi dan perubahan anomali gravitasi serta efeknya yang diukur dari tempat-tempat tertentu di permukaan Bumi.
Lingkup kegiatan pengamatan GMT yang akan dilakukan oleh Kedeputian Bidang Geofisika BMKG khususnya Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, adalah , (1) Pengamatan GMT di Ternate, Palu, Tanjung Pandan dan Bengkulu, (2) Pengamatan Gravitasi di Palu, (3) Pengamatan Medan Magnetbumi di Palu, Manado, Kupang, Jayapura, Pelabuhan Ratu, Tangerang dan Tuntungan, Gunung Sitoli, dan Liwa, (5) Pengamatan dengan teropong saat terjadinya GMT. Dalam rangka pelayanan untuk masyarakat yang tidak bisa hadir di lokasi GMT, BMKG menyediakan video streaming informasi fenomena GMT melalui video streaming melalui website BMKG.
Ada dua hipotesis yang diperoleh dalam pengamatan GMT. Pertama, peristiwa terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT) akan menutup proses pemanasan dan ionisasi di lapisan ionosfer sehingga “arus ionosfer” terganggu. Kejadian ini akan mengakibatkan gangguan medan magnetbumi.
Untuk menguji ini dapat dilakukan dengan membandingkan pengamatan magnetbumi di tempat-tempat yang dilalui GMT dan stasiun-stasiun magnetbumi diluar lintasan GMT.
Kedua, peristiwa terjadinya GMT posisi Matahari, Bulan dan Bumi satu garis lurus. Dalam posisi demikian akan menyebabkan perubahan gaya tarik Matahari dan Bulan menjadi maksimum terhadap Bumi. Hal ini akan diamati dengan pengukuran gravitasi di suatu tempat secara kontinu dan hasilnya akan dibandingkan nilai Bouguer Anomali (BA) jauh sebelum (1 bulan) dan sesudah (1bulan) terjadi GMT dengan nilai BA saat terjadi GMT.
Metode pengamatan GMT 9 maret 2016 mencakup pengamatan mandiri dan online. Pengamatan mandiri dilakukan dengan menggunakan teleskop yang dilengkapi detektor bintang yang dihubungkan ke komputer akuisisi dan analisis data.
Sementara itu dalam pengamatan online, data yang masuk ke dalam komputer akuisisi diteruskan ke server video streaming BMKG melalui internet. Dengan teknologi ini maka GMT dapat diakses melalui internet ke di berbagai tempat melalui website BMKG.
Berbahayakah melihat peristiwa GMT? Jika melihatnya pada saat fase gerhana Matahari total terjadi, maka melihat tidak berbahaya.
Namun akan menjadi sangat berbahaya jika melihat langsung pada saat terjadi gerhana sebagian, dengan durasi yang lama. Maka hindari melihat pada fase ini. Jangan melihat langsung ke arah matahari dalam waktu lama.
Paparan cahaya Matahari dengan intensitas tinggi akan menembus mata dan dapat merusak mata. Untuk itu, cara yang paling aman dalam mengamati Matahari adalah menggunakan kacamata yang telah dilengkapi oleh filter khusus untuk melihat Matahari.
Gerhana Matahari Total kembali akan berlangsung di tempat yang sama membutuhkan waktu selama periode 350 tahun, untuk itu jangan lewatkan untuk menyaksikan GMT 9 Maret 2016.
KEPALA BMKG
DR ANDI EKA SAKYA
Sementara itu di Sulawesi-Selatan sendiri juga akan terjadi walaupun sebagian.
STASIUN GEOFISIKA GOWA
Terkait fenomena langka gerhana matahari total yang akan terjadi di sebagian besar kota-kota di Indonesia, Tim pengamat Stasiun Geofisika Gowa sebagai salah satu unit pelaksana teknis BMKG (Kedeputian Bidang Geofisika, khususnya Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu) di Kabupaten Gowa akan mengamati secara langsung kejadian gerhana matahari sebagian di Kota Makassar pada tanggal 9 Maret 2016 mulai dari pukul 7.24 sd 9.56 bertempat di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere, Makassar dengan menggunakan alat teropong vixen yang terintegrasi dengan jaringan komunikasi BMKG Pusat di Jakarta.
Gerhana matahari total terjadi apabila bulan menutupi matahari secara utuh. Gerhana matahari total dengan magnitudo ≥ 1 merupakan perbandingan diameter matahari yang tergerhanai dan diameter matahari secara keseluruhan pada saat puncak gerhana terjadi.
Magnitudo gerhana matahari sebagian di Propinsi Sulawesi Selatan terentang antara 0.998 di sebelah Utara Masamba hingga 0.824 di sebelah Selatan Kepulauan Selayar, sedangkan di Kota Makassar puncak gerhana matahari sebagian mempunyai magnitudo 0.902.
Puncak gerhana matahari di Kota Makasaar terjadi pada pukul 8 : 34 : 46.02 WITA dengan durasi kontak awal hingga kontak akhir antar matahari dan bulan 2 jam 29 menit 10.1 detik.
Pengamatan gerhana matahari total di Kota Makassar dan sekitarnya akan dapat disaksikan oleh masyarakat Kota Makassar secara live streaming melalui web BMKG (http://media.bmkg.go.id/gmt).
Selain proses kejadian gerhana matahari di Kota Makassar, seluruh warga Makassar juga dapat menyaksikan proses gerhana matahari di kota-kota seluruh Indonesia melalui situs BMKG, karena BMKG sejak 1 bulan sebelum gerhana matahari sudah melakukan persiapan untuk mengintergasikan seluruh tempat-tempat yang melakukan pengamatan tersebut, termasuk tim BMKG juga membuat kajian-kajian tentang kejadian gerhana matahari terkait magnetbumi, gravitasi bumi dan prekursor gempabumi.
Ilustrasinya pada saat gerhana matahari total terjadi, dimana permukaan bumi akan gelap (suasana seperti pada malam hari) disebabkan cahaya matahari yang sampai ke permukaan bumi akan terhalangi oleh bulan, dan bayangan gelap bulan yang sampai kepermukaan bumi tersebut merupakan daerah umbra.
Sebagai informasi, melihat gerhana matahari total tidak berbahaya, namun durasi gerhana matahari total sangat singkat berkisar 1 sd 2 menit yang diperkirakan akan terjadi di kota Muko-Muko (Bengkulu), Palembang, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Palu dan Ternate, sedangkan gerhana matahari total di Kota Makassar mempunyai magnitudo kurang dari 1, jadi sangat tidak diperbolehkan melihat gerhana matahari tanpa dilengkapi dengan filter khusus karena kaca mata hitam biasa, film foto, film rontgen bukanlah alat yang aman untuk melihat matahari.
Stasiun Geofisika Gowa (BMKG)
Ade Perdana Suhendratmani