Translate

Selasa, 01 Maret 2016

10 Tahun Terakhir Hasil Tangkap Nelayan Tradisional Selayar Menurun

Edukasi Akses Area Perikanan Menjadi Solusi

SELAYAR - Hasil tangkap ikan nelayan tradisional di Selayar 10 tahun terkahir menurun, "Dengan mengunakan teknik PRA bersama masyarakat ditemukan penurunan di pulau Latondu dan Rajuni" hal itu diungkapkan Asep Pranajaya dari perwakilan Taman Nasional Takabonerate pada kegiatan Festival Komunitas Pesisir Selayar.

Festival Ini berakhir tadi Minggu malam (21/2) bertempat di lapangan Pemuda Benteng Selayar, Festival Komunitas berlangsung dari19-21 Februari 2016. Dimana ribuan warga dari berbagai penjuru datang menyaksikan festival.

Kegiatan utama yaitu Karnaval, talkshow, donor darah
permainan tradisional Selayar seperti A’ Longga, a’ cake, a’patte-patte, a’sento, a’lu’ja,a’ boy, a’yeye, a’tinjang, Pentas seni.

Festival ini sendiri merupakan rangkaian dari acara peluncuran Program Kampanye Pride Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP). Kegiatan edukasi pengelolaan pesisir dan laut. Stand dari 37 komunitas yang ada di Selayar, Misalnya Kelas Inspirasi Selayar, Selayar Fotografi, Sileya Scuba Diver, Komunitas Ontel Tanadoang, Forum Komunitas Kelong.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Takabonerate, Rare Indonesia dan dilaksanakan Kelas Inspirasi Selayar.  Kampanye Pride PAAP ini adalah sebuah kampanye perubahan perilaku masyarakat dalam rangka mengurangi ancaman bagi sumber daya, khususnya perikanan, dengan menggunakan pendekatan pemasaran sosial yang menyentuh hati dan pikiran khalayak sasaran serta mendorong aksi perubahan perilaku untuk mencapai dampak konservasi berkelanjutan.

Untuk kondisi terakhir berdasarkan data Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan teknik PRA yang dilakukan oleh Asep Pranajaya sebagai Manajer kampanye Pride PAAP TN Takabonerate bersama masyarakat desa latondu dan Rajuni, diketahui bahwa sejak 10 tahun terakhir, terjadi penurunan hasil tangkapan nelayan dan ikan yang ditangkap semakin kecil.

Hal senada diungkapkan, Jusman Kepala TN Takabonerate, "Kegiatan ini untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas penangkapan ikan yang didukung oleh masyarakat dan pulau Latondu menjadi pilot project".

Selain kegiatan festival di lapangan pemuda ini juga dihadirkan pasar malam. Sehingga selain bentuk edukasi masyarakat juga bisa menikmati akhir pekan bersama keluarga.
Penampilan paling memukau, ditampilkan oleh legenda musik tradisional Batti-batti Daeng Muhammad, pria berusia 55 tahun ini buta dan hidup sebatang kara.

Bukan hanya warga Selayar, warga Makassar pun datang, Bambang Irawan mislanya, "Acara ini menumbuhkan kreativitas komunitas yang ada di Selayar dan juga menjadi ajang silaturahmi." Ungkap-nya sembari mengungkapkan masih penasaran dengan keindahan Takabonerate.
Status Taka Bonerate bermula sebagai cagar alam berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 100/Kpts-II/1989 dan kawasan ini sendiri 530.765 ha.

Bupati Selayar yang baru, M Basli Ali hadir menutup acara ini minggu malam, dimana beberapa jam sebelumnya baru tiba di Selayar dan di sambut hujan deras di Pelabuhan Pamatata.

Selayar, 23 Pebruari 2016