Translate

Selasa, 01 Desember 2009

Festival Film Eropa, Pesan Eropa Untuk Indonesia







Tahun ini Festival Film Eropa(Europa on Screen) telah digelar di berbagai kota di Indonesia. Film yang diputar adalah film adalah film terbaik yang dianggap mewakili eropa.

Tahun ini 21 negara Eropa dan satu Institusi berpartisi dala festival fil Eropa terbesar di Asia. Tahun ini telah terselenggara di sembilan kota besar; Aceh, Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Yogyakarta, Denpasar, Surabaya , dan Makassar. Rangkaian akhir dari festival ini di laksanakan di Makassar yang baru saja terlaksana pada tanggal 29-30/11, 2009 di Aula Mattulada, Fakultas Ilmu Budaya(FIB) Universitas Hasanuddin Makassar.

Event yang berlangsung selama dua hari ini terlaksana atas kerjasama Europe Embassy, Rumah Ide, FIB, dan Liga Film(LFM) Universitas Hasanuddin. Setiap hari sekitar seratus lebih peserta menghadiri pemutaran film ini, secara keseluruhan diputa Enam film dan lima film pendek terbaik Eropa: FC Venus, Un Franco, Catorce Pesetas(one Franc, Fourtee Pesetas), Best European Short 2, Overnight, Latete S Rossinat(Fly by Rossinant) dan Irina Palm, sedangkan Film Pendeknya terdiri dari Sand, Alba, TraffiC. Film ini dibuka oleh secara resmi oleh pihak rektorat kampus.

Secara umum festival ini memotret pesan eropa terhadap berbagai spectrum yang beragam, mulai dari politik, sejarah makanan, musik, perjalanan, video game, keluarga, dan tentu saja humor.

Selanjutnya dalam artikel ini saya akan memaparkan tentang film-film yang diputar, setting , alur dan ceritanya, sedangkal pemahaman yang saya miliki.

Hari Pertama tiga film yang diputar adalah FC Venus. Film Findlandia ini di Sutradarai oleh Joona Tena, dan dibintangi oleh Minna Haapkyla, Petteri Summanen. FC Venus adalah sebuah filmtentang pertaruhan anatar permainan laki-laki atau permainan perempuan. Fc adalah film komedi romantis tentang laki-laki dan perempuan, dan perbedaan antar keduannya. Film ini bercerita tentang keberhasilan dan kegagalan, kebahagian akan kemenangan dan ketakutan dan kekalahan dan sepakbola. Cerita ini memeperlihatkan kubu terkhir laki-laki dalam hidupnya, sepakbola dan harapan pada masa depan. Perempuan menantang pasangan dalam sebuah permainan mereka.

Fc Venus sendiri adalah komedi romantis tentang laki-laki dan perempuan, dan perbedaan antara keduannya. Karakter utama film ini adalah Anna dan Pete, pasangan diakhir dua piuluhan yang hidup di Helsinki. Pete bermain sepakbola dengan tim bernama FC Helsinki. Pete bermain sepakbola denagn tim bernama FC Heman, disebuah liga sepakbola “Paling Rendah”, . Timnya buruk, tetapi pemain-pemainnya tetap bermain, menonton, dan hidup dari sepakbola. Anna benci sekali dengan sepakbola, tetapi tidak ingin campur urusan suaminya karena ia mencintainnya.


Cinta Anna dan Pete teruji ketika mengetahui pete telah memesan tiket piala dunia di Jerman bersama teman-teman timnya. Ia merasa Pete lebih mementingkan timnya dari pada dirinya sendiri. Ditengah kemarahannya, Anna akhirnya membuat taruhan dengan Pete: Anna membuat tim sepakbola sendiri yang terdiri dari istri-istri dan pacar-pacar anggota tim FC HeMan danenantang para laki-laki untuk bertanding di akhir musim panas. Jika tim perempuan ini menang, laki-laki harus berhenti bermain bola, jika laki-laki yang menang, para perempuan tidak lagi protes pada hobi mereka. Lalu terbentuklah tim FC Perempuan disuatu musim panas untuk sebuah permainan sepakbola yang bisa mengakhiri permianan sepakbola. Ini adalah permainan laki-laki tapi denagn aturan perempuan. Fc Venus juga meraih penghargaan The Sports Team Value Prize, Santander Festival Internacional de Cine de Cantabria, spain, tahun 2006.

Secara umum film ini full of komedi romantis, film yang kualifikasi +15 tahun keatas ini juga banyak menampilkan adegan “mesra” yang “hot” maklum film khas Eropa, Kok film ini masuk ke Indonesia tanpa sensor Yach…!!! sebaiknya film ini tidak ditonton anak-anak dibawah usia, karena takut akan menggangu psikologis dan cara berpikir meraka. Dan nilai yang ingin saya berikan kepada film ini dari skala 5 sebesar 4.

Kedua adalah film drama keluarga Un Franco, Catorce Pestas film asal Spain, disutradarai oleh Carlos Iglesias dan diperankan oleh Carlos Iglesias sendiri, Nieve de Medina, Isabel Blanco. Film ini mebawa penonton ke Spanyol di awal tahun 1960-an, ketika terjadi migrasi keluar bagi kebanyakan orang spanyol, menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan uang dan kesempatan untuk menjadi lebih modern, eropa yang liberal. Bebrapa dari merek tinggal di Negara tuan rumah, yang lain kembali ke Negara asal mereka tatapi istilah ‘emigrante’ tetap menjadi sesuatu yang sangat dikenal hingga saat ini di spayol sehingga kenangan tersebut tetap melekat bagi orang Spanyol.

Film ini bersentting Spanyol, 1960. Dua sahabat, Martin dan Marcos, hidup sebagai emigrant di swiss. Mereka menggantungkan semua harapan mereka di eropa tetapi akhirnya, setelah mereka mulai bekerja di pabrik mobil, mereka meyadari bahwa mereka harus menyesesuaikan diri dengan pola pikir yang sama sekali berbeda. Film ini memperoleh Best Photography, Special Prize for Young Screen Writer, Special Prize from the Audionce, Malaga Film Festival 2005. Konflik yang diberikan dan setting yang ada dihadirkan dengan sangat baik, cerita yang membumi menjadi kekuatan film ini dan nilai buat film ini ya….. 4, 5.

Dan film terakhir adalah Best Europe Short Film: Dogum(Birth) haha menonton film ini kita harus bekerja keras untuk memcoba mengerti apa yang ditampilkan, film sala Turkey ini di sutradarai oleh Burcu Aykar Sirin bercerita tentang ketrasingan yang dialami Burcu, seorang perempuan muda setelah melahirkan anak pertamanya, hidup dalam keadaan yang tidak ia sangka yaitu hidup bahagia tetapi ternya hidupmenderita setalh melahirkan, saya sendiri agak sulit mencerna film ini simbol-simbol yang ditampilkan. Poinya 3,5.

Di hari kedua film perdana yang menjadi pembuka adalah film ketiga sekaligus film terahir dari trilogy karya ferenc Torok, yang mengisahkan tenatng genrasi pertama setelah runtuhnya rezim Sosialis di Hungaria, mewakili ganbaran hudup dari generasi kontemporer muda Hongaria, focus dalam gaya hidup dari pialang pasar saham muda, yang mungkin menjadi profesi paling global di dunia. Perlombaan melawan waktu antara Budapest, Berlin, dan Bombay(Mumbai) ahku kemudia teringat dengan film yang dibintangi Julia Robers, jika OverNight dengan Kota 3B-nya maka Julia dengan Negara 3 I-nya.

Film ini di sutradarai oleh Frenc Torok dan di bintangi oleh Victor Bodo, Ervin Nagy, dikisahkan Peter Vas(Victor Bodo) 35 tahun, seorang pilang saham ternama. Dia hanya punya waktu satu hari satu malam untuk mengembalikan sejumlah besar dana yang hilang dari rekening kelien terbsearnya. Mungkinkah waktunya cukup, karena pasar di timur jauh dibuka sebelum matahari terbit di eropa. Tapi akankah ia menang dalam taruhan besar ini dan meyelesaiaknnya dalm waktu.tempo 24 jam? Berlomba dengan waktu antara Budapest, Berlin, dan Mumbai. Dinamika cerita serta alur film ini sangat datar akan tetapi secara kesluruhan film ini snagt bagus yach buat saya point 4 lah buat film ini.


Mungkin ini adalah slah satu film pendek terbaik yang pernah penulis saksikan, sangat sempuran pengambilan gambar, konflik, serta alur ceritannya. Sand(Zand in Bahas Belanda) disutradarai oleh Joost Van Ginkel dan dibinatngi oleh Jack Wouterse, Margot Ros. Bercereti tentangkarakter Luuk seorang supir truck dan ia keliahatannya ia juga seorang ayah yang baik bagi putrinya, Isabel. Isabel tinggal dengan ibunya setelah orangtuannya bercerai. Bila waktu mnegisinkan, luuk selaku mengajak Isabel naik truknya untuk pergi kepantai dan bermain pasir. Pasa suatu hari, Isabel diam tak seperti biasanya dan luuk sangat kaget ketika mengetahui sebabnya. Luuk dihadapkan denagn sebuah situasi yang baru dantak terduga dan secara pelan, ia kehilangan control. Isabel meninggal terjatuh dari tangga kemudian Lukk prustasi dan mengebubur dirinya denagn pasir, scene ini sangat keren dan mengahru biru, poinya 4,5.

Film terhir dari rangkaian festival film eropa kali ini adalah Irina Palm, terkhir abru aku tahu apa maksud judul tersebut. Film ini disutradarai Oleh Sam Garbarski dandibintangi oleh Marianne Faithfull, Miki Manojlovic. Irina Palm merupakan salah satu film tersukses Luxembourg dalam beberapa tahun terakhir ini. Mengabungkan bintang film dari berbagai Negara Eropa(Mariane Faithfull adalah penyanyi dan aktris Inggris terkenal, sementara Miki Manoljovic adalah actor kawakan yang menjadi langganan berbagai penghargaan), Irina Palm tidak hnaya menampilkan kualitas pembuatan film Luxembourg yang sudah tinggi tatapi juga berbagi wjah-wajah eropa. Cerita tentang keluarga Maggie diletakkan dalam konteks globalisasi tanpa melupakan humanis di balik ceritanya.

Maggie, seorang janda berusia 50 tahun yang masih setia pada suaminya yang telah meninggal, sanagt membutuhkan uang unutk pengobatan cucunya yang sedang sakit. Setelah berbagai upaya untuk mendapatkan pekerjaan tak berhasil, Maggie lalu berkeliaran di-jalan-2 kawasan soho, London. Matanya terapku pada sebuah poster disebuah “Toko” bernama “Sexy World” denagn tulisan maaf “Membutuhkan Hostes”, terlalu putus asa dan tak menyadari apa yang ia lakukan, ia kahirnya masuk ke took tersebut. Micky, sang pemilik, mulanya malu-malu tetapi kemudian tertarik dengan Maggie. Denagn nama samarannya Irina Palm, Palm sendiri berarti lima ruas jari tangan seperti daun palm yang digunakan untuk “Mencuci botol” laki-laki, disini kita bisa menayaksikan jenis layanan prostitusi baru. Bagaimana cerita selanjutnya, film ini sangat keren. Akan tetapi menonton film ini kita harus menutup mata karena sesekali ‘hantu-hantu’ bermunculan, iman harus dipersiapkan, walaupun sampai akhir film hantu-hantu itu masih melayan-layan dipelupuk mataku, maklum film khas eropa, kok tidak disensor yach, apakah penmyelnggara tidak berkoordinasi dengan Lembaga Sensor Film. Pointnya 5 dach…!!!

Terlepas dari kekurangan, tampilan visual film ini yang agak sedikit tau banyak porno dua jempol buat film irina Palm ini, terutama Cerita dan Aktrisnya(Mariane). Secara keseluruhan film yang ditampilkan keren, except tampilan hantu-hantu pornonya, perlunya ada sensor dan agar film ini sesuai dengan nilai Indonesia.

Pic. Coutesy: thecia.com.au

0 comments: